Pilpres 2024
Cak Imin Jadi Cawapres Anies, Yenny Wahid ke Prabowo, Pengamat Sebut Suara NU Terbelah di Pilpres
Cak Imin menjadi Cawapres Anies Baswedan dan merapatnya putri Gus Dur Yenny Wahid ke Prabowo Subianto berpotensi menyebabkan suara Nahdliyin terbelah
TRIBUNKALTARA.COM -Cak Imin menjadi Cawapres Anies Baswedan dan merapatnya putri Gus Dur Yenny Wahid ke Prabowo Subianto berpotensi menyebabkan suara Nahdliyin terbelah.
Peta politik jelang Pilpres 2024 berubah.
Hal itu terjadi usai manuver Nasdem dan PKB yang mengusung Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024.
Duet Anies-Cak Imin sebagai Capres dan Cawapres di luar dugaan banyak pihak, pasalnya PKB sebelumnya berada di koalisi pendukung Prabowo Subianto.
Adapun Nasdem mengusung Anies Baswedan dalam Koalisi Perubahan bersama PKS dan Demokrat.

Baca juga: Disebut Prabowo dan Dilirik Koalisi Ganjar, Ridwan Kamil Pilih Siapa? Jawaban Mantan Gubernur Jabar
Setelah Cak Imin meninggalkan Prabowo Subianto, giliran Yenny Wahid yang merapat ke Prabowo Subianto.
Sepupu Cak Imin itu menyebut Prabowo Subianto masuk dalam daftar urutan teratas atau top list untuk Capres di Pilpres 2024.
Karena itu Yenny Wahid menegaskan dirinya sebagai representasi dari kelompok Gus Dur akan terus berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.
Dengan demikian maka suara warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin disebut tidak akan tertuju kepada salah satu pasangan Capres dan Cawapres.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan besar kemungkinan suara warga Nahdlatul Ulama akan terbelah.
Sehingga, suara warga Nahdliyin seperti halnya yang berada di PKB tidak akan serta merta solid mendukung pasangan Anies-Cak Imin.

Baca juga: Bocoran Nama Cawapres Ganjar Pranowo, Politisi PDIP Sebut Megawati Pertimbangkan Ridwan Kamil
Dia mengatakan, dari suara PKB sebesar 9,69 persen itu tidak bisa dikonversikan kepada Cak Imin.
Karena elektabilitas Cak Imin hanya 1-2 persen sehingga ada gap antara pemilih PKB dengan Ketumnya.
Dia menilai ada beberapa penyebab pemilih NU tidak memilih Muhaimin, pertama, masih kalah tenar dengan nama-nama bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Cak Imin," ujarnya.
"Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus," katanya.
Kedua menurut dia, warga NU mulai mendukung Prabowo Subianto karena terindikasi calon tersebut dekat dengan Jokowi.
"Sebelum deklarasi Anies-Muhaimin, Gerindra berkolaborasi dengan PKB namun setelah pisah, apakah Prabowo tetap mendapat dukungan dari warga NU atau tidak," katanya.
Karena itu menurut Adi, menjadi tantangan bagi Muhaimin sebagai cawapres pendamping Anies untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.
Langkah itu menurut Adi sangat penting karena kondisi PKB dengan PBNU terlihat berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut.
"Dalam kondisi solid (PKB-PBNU) perolehan suara PKB 9,6 persen. Lalu sekarang PKB itu terlihat berkonflik dengan PBNU," katanya.
Jika menengok survei yang dipublikasikan Litbang 21 Agustus 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo, moncer di kalangan pemilih berlatar belakang Nahdlatul Ulama.
Survei mencatat, di kalangan Nahdliyin, elektabilitas mantan gubernur Jawa Tengah itu mencapai 25,6 persen atau tertinggi dibanding capres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Di bawah Ganjar ada Prabowo yang mengantongi 25 persen suara pemilih NU.
Adapun, Anies Baswedan hanya 12,8 persen.
Seperti diketahui pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di Jatim, sebanyak 37,1 persen responden NU mengaku bakal memilih Ganjar pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Sementara sebanyak 20,8 persen mengaku akan memilih Prabowo. Sementara, yang akan memilih Anies hanya 7,5 persen.
Memang, survei yang sama memperlihatkan, elektabilitas Ganjar paling unggul dibandingkan dua pesaingnya. Secara umum, mantan Gubernur Jawa Tengah itu mencatatkan elektabilitas 24,9 persen.
Angka elektoral Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo yang tingkat keterpilihannya mencapai 24 persen.
Sementara, Anies mengekor di urutan terakhir dengan angka elektabilitas separuh di bawah Ganjar dan Prabowo, yaitu 12,7 persen.
Minimnya suara Anies di kalangan NU dan pemilih Jawa Timur tersebut disinyalir sebagai alasan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres.
Sebab, suara PKB mayoritas datang dari kalangan NU, utamanya di Jawa Timur.
Yenny Wahid Temui Prabowo
Kandidat Capres Prabowo Subianto akhirnya menerima kedatangan putri Gus Dur, Yenny Wahid di kediamannya.
Pertemuan yang berlangsung di rumah pribadi Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta berlangsung pada Sore hingga malam hari.
Keduanya melaksanakan pertemuan tertutup, dalam pertemuan itu turut hadir Istri dari almarhum Gus Dur Sinta Nuriyah.
Usai pertemuan Prabowo Subianto dan Yenny Wahid melakukan jumpa pers.
Menurut Yenny Wahid, Prabowo Subianto masuk dalam urutan teratas atau top list Capres yang akan didukungnya.
Pernyataan itu datang tak lama setelah sepupunya dan juga seterunya yakni Cak Imin memilih keluar dari koalisi Prabowo Subianto dan menjadi Cawapres dari Capres Anies Baswedan.
Kata Yenny Wahid, ke depan Indonesia membutuhkan pemimpin yang paham geopolitik.
Sosok itu kata Yenny Wahid berada di sosok Prabowo Subianto.
"Pemimpin yang akan memimpin Indonesia ke depan harus mengerti dinamika Geopolitik," kata Yenny Wahid saat jumpa pers usai pertemuan dengan Prabowo, Rabu (6/9/2023).
"Nah saya rasa orang seperti pak Prabowo ini punya kemampuan seperti itu, maka wajib bagi saya sebagai representasi dari kelompok Gus Dur untuk berkomunikasi intens dengan pak Prabowo," ujar Yenny.
Kata dia, komunikasi itu dilakukan untuk mendengar apa saja kebijakan serta tujuan dari Prabowo maju sebagai capres.
"Secara rasional berkomunikasi dengan Pak Prabowo, Pak Prabowo ini punya visi yang sangat luar biasa. Bagi kami Pak Prabowo ini top list," ujar Yenny.

Baca juga: Mertua Andika Perkasa Sebut Setia Dengan Prabowo, Hendropriyono Beda Pilihan dengan Sang Menantu?
Selain merasa Prabowo Subianto sosok yang pas untuk memimpin Indonesia, Yenny Wahid menilai banyak kyai NU yang merasa simpatik dengan Prabowo Subianto.
Sehingga menurutnya tidak salah jika dirinya sebagai representasi dari kelompok Gus Dur akan terus menjalin komunikasi dengan Prabowo Subianto.
Yenny Wahid juga menyarankan Prabowo Subianto memilih anak muda sebagai pendampingnya.
Sontak Prabowo Subianto menyebut sejumlah nama yang berpeluang mendampinginya.
Awalnya, Yenny Wahid ditanya soal kriteria figur yang pantas menjadi cawapres Prabowo.
Yenny pun meminta agar cawapres Prabowo bisa merepresentasikan anak muda.
Sebab, cawapres dari kalangan milenial itu dinilai merupakan figur yang tepat untuk Prabowo.
"Untuk cawapres Prabowo, Saya berharap bahwa itu nanti jadi representasi anak muda. Karena kita butuh itu, anak-anak muda terwakili suaranya. Dan kita berharap Pak Prabowo, Siapapun cawapres yang dipilih, bisa wakili anak muda. Cocok ya mas Prabowo?," ujar Yenny dalam konferensi pers.
"Cocok," jawab Prabowo.
Mendengar hal itu, Prabowo pun menjawab ada sejumlah kandidat cawapres yang dinilainya masih berusia muda.
Ia pun menyebut nama Menteri BUMN Erick Thohir hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Erick muda. Gibran muda. Banyak yang muda. Kalian ada yang daftar? Ridwan Kamil oke," tandasnya.
Pernyataan Cak Imin dan Kemarahan Putri Gus Dur
Klaim Cak Imin yang mengaku menjadi korban kudeta oleh Gus Dur dari kursi Ketum PKB membuat Alissa Wahid dan Yenny Wahid marah.
Narasi konflik di internal PKB kembali mencuat jelang Pilpres 2024.
Diketahui PKB mengalami konflik internal pada tahun 2008 lalu.
Dalam konflik tersebut PKB terbelah ke dalam dua kelompok.
Yakni kelompok Ketum PKB saat ini yakni Cak Imin, dan kelompok tokoh pendiri PKB sekaligus Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Konflik itu terus berlanjut hingga ke ranah hukum.
Puncaknya MA mengesahkan kepengurusan PKB versi Muktamar Ancol atau kelompok Cak Imin.

Baca juga: Hasto Sebut Puan dan Jokowi Bahas Pilpres, Presiden Restui Arsjad Rasjid Ketua Tim Pemenangan?
Sejak saat itu, Cak Imin menjadi Ketum PKB hingga saat ini.
Sejumlah pihak menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Cak Imin adalah melakukan kudeta terhadap Gus Dur yang tak lain adalah pamannya sendiri.
Cerita itu disampaikan oleh keluarga Gus Dur yakni para putrinya yang tidak terima dengan perlakuan Cak Imin kepada ayahnya.
Namun Cak Imin, yang kini menjadi Cawapres dari Capres Anies Baswedan, menyanggah tuduhan tersebut.
Menurut Cak Imin yang terjadi sebenarnya ialah ia dikudeta oleh Gus Dur.

Baca juga: Bukan Andika Perkasa, Ketum Parpol Pendukung Ganjar Pilih Arsjad Rasjid Jadi Ketua Tim Pemenangan
"Tiap pemilu disiarkan, tentu musiman lah. Tetapi tuduhan saya berkhianat itu sama sekali tidak beralasan, bahkan ada yang bilang saya dikudeta," ucap Cak Imin di acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Senin (4/9/2023) malam, dikutip Kompas.com
"Yang benar adalah bahwa justru saya dikudeta, dikudeta orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya. Bahkan saya dengan ikhlas berhenti dari Ketum, saya nonaktif," ujarnya.
Kata Cak Imin, dirinya menerima pemecatan oleh Gus Dur dari PKB. Akan tetapi, ketika menuju proses pendaftaran dalam Pemilu, PKB terancam tidak sah karena pergantian posisi ketua umum dianggap tidak sah.
"Karena harus daftar ke KPU maka yang sah di KPU adalah tanda tangan saya sebagai Ketum dan Yenny sebagai Sekjen. Maka dititiktemukan supaya disuruh daftar, itu tidak mau tidak bisa terjadi," katanya.
"Jangan dibalik-balik saya mengkudeta Gus Dur, saya yang dikudeta, tetapi saya terima. Itulah yang terjadi," jelasnya.
Putri Gus Dur Marah
Merespons pernyataan Cak Imin tersebut, putri Gus Dur Alissa Wahid berang.
Kata pimpinan jaringan Gusdurian itu, narasi yang disampaikan oleh Cak Imin tidak memiliki nilai kebenaran sedikitpun.
"Saya memang tidak pernah terlibat masuk di PKB. Tapi saya jelas mengingat betul ucapan GusDur LANGSUNG kepada saya: "Imin merebut PKB dan tidak bisa dibiarkan,"" kata Alissa Wahid lewat akun Twitter @AlissaWahid
"Sudahlah hentikan narasi tidak jujur seperti ini." ujarnya.

Baca juga: Mertua Andika Perkasa Sebut Setia Dengan Prabowo, Hendropriyono Beda Pilihan dengan Sang Menantu?
Dirinya pun meminta Cak Imin dan elite PKB hari ini untuk tidak lagi "berjualan" Gus Dur namun tak mengakui langkah pengkhianatan yang sudah dilakukannya pada 2008 lalu.
"Narasi hari ini: justru dia dikudeta. Lha ya sudah, gak perlu bawa-bawa Gus Dur dalam narasi-narasi parpolnya. Kan sudah sukses. Saya malah akan sangat senang krn itu berarti closure.
"Smp saat ini problem saya hanya ini kok: masih jualan Gus Dur tapi tidak mengakui mengkhianati Gus Dur, dg gunakan macam-macam narasi," tegasnya.
Selain Alissa Wahid, putri Gus Dur lainnya yakni Yenny Wahid juga marah dengan pernyataan Cak Imin yang mengaku dikudeta oleh Gus Dur.
Adik dari Alissa Wahid ini mengaku apa yang dilakukan Cak Imin adalah upaya melengserkan atau mengkudeta ayahnya dari pimpinan PKB.
"Jadi Muktamar Ancol itu ganti Gus Dur dari Ketua Dewan Syuro, dan itu proses yang diketahui oleh publik Indonesia. Dan itu jelas sekali dari awal menjadi problem besar bagi kami karena Gus Dur dilengserkan dari Ketua Umum Dewan Syuro," ujar Yenny Wahid, Selasa (5/9/2023) dikutip Kompas.com
Kata Yenny Wahid klaim Cak Imin yang menyebut mendapat restu dari Gus Dur sebagai Ketum PKB di belakang layar tidak logis.
Karena di depan layar saja sudah jelas kudeta tersebut berlangsung dan mendepak Gus Dur dari kepengurusan PKB.

Baca juga: Arsjad Rasjid Ngaku Tak Dilibatkan Saat Ditunjuk Ketua Tim Pemenangan Ganjar: Ya Ampun Kaget
"Muktamar Ancol kurang apa terang benderangnya. Di situ Gus Dur diganti, di situ Gus Dur dikudeta. Kok masih klaim menyatakan sebaliknya," ucap dia.
Bahkan Gus Dur, kata Yenny Wahid, telah memberikan wasiat kepada pengikutnya agar Cak Imin harus diganti dari kursi Ketum PKB.
"Jadi saya rasa bukti-bukti formal ya menunjukkan bahwa memang telah terjadi pengkudetaan terhadap Gus Dur. Cak imin boleh saja mengklaim apapun, boleh saja. Tapi sampai beliau wafat, Bapak memang masih berwasiat Cak Imin harus diganti," tuturnya
(*)
(TribunKaltara.com/Fawdi)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi
Follow Instagram tribun_kaltara
TikTok tribunkaltara.com
YouTube Shorts TribunKaltara.com
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Sebut Suara Warga NU Akan Terbelah, Singgung Peluang Dukungan Nahdliyin ke Anies-Muhaimin, https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/09/07/pengamat-sebut-suara-warga-nu-akan-terbelah-singgung-peluang-dukungan-nahdliyin-ke-anies-muhaimin
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
Prabowo Subianto
Anies Baswedan
Cak Imin
Yenny Wahid
Alissa Wahid
Gus Dur
Ganjar Pranowo
Cawapres
Capres
Pilpres
Nahdlatul Ulama
Nahdliyin
Hadiri Proses Penetapan Capres-Cawapres Terpilih, Anies: Masih Banyak Catatan dalam Sidang MK |
![]() |
---|
MK Tolak Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, Reaksi Prabowo? Gerindra: Segera Temui Megawati |
![]() |
---|
Putusan MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, Jadwal Penetapan Prabowo-Gibran Capres Cawapres Terpilih? |
![]() |
---|
HARTA 8 Hakim MK yang Tangani Sengketa Pilpres, Lengkap Terkaya dan Termiskin, Ipar Jokowi tak Masuk |
![]() |
---|
Putusan MK: Hakim Bahas Bansos dan Dugaan Cawe-cawe Jokowi di Pilpres, Beda Reaksi Anies dan Ganjar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.