Bisnis Baliho Kampanye di Kaltara

Pemilu Tak Pengaruhi Omzet Penjualan Kayu, meski Pemesanan selama Desember Tembus 100 Batang

Pengusaha kayu eceran di Tarakan, Kalimantan Utara, mengaku tidak mengalami kenaikan omzet selama kampanye Pemilu 2024.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com/Andi Pausiah
Aktivitas penjualan kayu di Jalan Gajah Mada Kota Tarakan, Kalimantan Utara. (TribunKaltara.com/Andi Pausiah) 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Berbeda dengan usaha percetakan, dari sisi penjualan kayu, pelaku usaha mengakui omzet tak begitu naik signifikan penjualannya selama masa kampanye Pemilu 2024.

Kendati pemesanan kayu sejak Desember 2023 naik, faktor harga jual mempengaruhi omzet yang tidak signifikan.

Seorang pengusaha kayu eceran di Tarakan, Haerul mengatakan harga jual kayu meranti misalnya, dulu sebesar Rp2,5 juta per kubik, sekarang menyentuh Rp6,5 juta.

"Pemakaian kayu kan juga berkurang, sekarang juga sudah langka, kenaikan harga kayu tidak terkendali karena yang datang kayu olahan dari perusahaan dan dampaknya ke pembangunan sampai 3 kali lipat. Untuk pemesanan dari caleg tidak banyak," ujar pengusaha yang berlokasi di Jalan Gajah Mada Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Ia melanjutkan pemesanan kayu dalam rangka membuat baliho hanya sekadarnya atau sesuai kebutuhan. Paling banyak sekitar 100 batang kayu yang ia jualkan dan dipesan oleh timses caleg.

"Tidak seberapa banyak. Yang dijualkan khusus caleg saja sedikit. Kan mereka mennyebar belinya di Tarakan, paling satu orang ambil 1 kubik. Ada 100 batang 1 kubik, untuk teman-teman dikenal saja pengurus partai," ucapnya.

Ia melanjutkan, jenis kayu olahan untuk baliho ada yang ukuran 5x5 centimeter dan ada juga ukuran 3x5 centimeter ukuran kayu.

"Desember 2023 kemarin full pemesanan paling banyak. Sekarang sudah tidak banyak karena sudah terpasang semua," kata dia.

Menurutnya, kebutuhan kayu untuk baliho hanya menysuaikan jumlah. Apalagi satu batang kayu lanjutnya bisa dibagi empat sampai lima bagian.

"Sesuai kebutuhan balihonya," ujarnya.

penjualan kayu di Tarakan 150124_7
Aktivitas penjualan kayu di Jalan Gajah Mada Kota Tarakan, Kalimantan Utara. (TribunKaltara.com/Andi Pausiah)

Baca juga: Masa Kampanye, Usaha Neo Print di Tarakan Akui Omzet Naik 30 Persen, Siapkan Paket Khusus Caleg

Haerul mengatakan, penjualan kayu cukup menguntungkan bukan karena momen kampanye Pemilu, melainkan ketika harganya terjangkau.

Ketimbang sekarang, harga kayu sudah tidak stabil alias menurutnya berantakan.

Adapun sebelum Desember 2023 kemarin, tepatnya Oktober November 2023 sudah terjadi penjualan karena banyak proyek pembangunan di akhir tahun.

Satu batang kayu, kata Haerul, harga termurahnya Rp50 ribu ukuran 5x5 centimeter. Sementara harga Desember 2023 kemarin saat awal kampanye, ia tetap tidak mengubah harga.

"Tetap saja harganya. Di Desember ramai, akhir Desember kembali lagi sepi. Kalau di usaha tempat saya pembeli tidak pengaruh banyak sih, mau Pilpres, Pilkada, yang pengaruh kalau harga kayu terjangkau murah," ungkapnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved