Opini

Penting Ubah Arus Pembiayaan Perbankan

Ketidakseimbangan picu ketimpangan. Itu bukan hanya terjadi antar-golongan dan antar-daerah, tetapi juga antar-sektor.

Editor: Sumarsono
HO
DR. Margiyono, Dosen Fakultas Ekonomi Universita Borneo Tarakan. 

Oleh: Dr Margiyono

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan dan Penulis Kebijakan Bank Indonesia

TRIBUNKALTARA.COM - Ketidakseimbangan picu ketimpangan. Itu bukan hanya terjadi antar-golongan dan antar-daerah, tetapi juga antar-sektor.

Ketimpangan antar-sektor yang dipicu oleh  perebutan surplus antar-aktor.

Para aktor berkompetisi sangat ketat untuk peroleh keuntungan (profit).

Rasionalitas pasar memang mirip hukum rimba, yang kuat yang menang.

Motivasi individual perorangan dan perusahaan dominan.

Sektor yang dianggap seksi banyak diminati, sementara yang kurang menarik  dibiarkan merana.

Akibat dari itu adalah kesenjangan sektoral makin lebar.

Kemudian secara mikro individual  yang kalah, modalnya melayang.

Hilang, apabila fenomena ini dianggap wajar dan dibiarkan, maka pemenang saat ini pun sangat mungkin akan dikalahkan oleh pemenang berikutnya.

 Jika itu terjadi dari waktu ke waktu terjadi maka  kehilangan sumberdaya, sepanjang waktu juga tidak dapat dihindarkan. 

Lebih dari itu upaya peningkatan kesejahteraan bak jauh panggang dari api, makin jauh.

Berkaitan dengan itu kita akan diskusikan upaya polarisasi investasi Kaltara untuk mendorong pola investasi yang seimbang antar-sektoral.

Baca juga: Periode Agustus 2023, Ketersediaan Lapangan Kerja di Kaltara Baik, Survei Konsumen Bank Indonesia

Pola dan Arah Investasi di Kaltara

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved