Berita Malinau Terkini

5 Fakta Banjir di Kayan Hilir Malinau, Terbesar Setelah Tahun 2002, Dampak Nyata Perubahan Iklim

Banjir melanda 2 desa di Kecamatan Kayan Hilir, Malinau, pada Rabu (15/5/2024) lalu menyisakan kerusakan rumah dan bangunan serta aset pemkab.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
(TRIBUNKALTARA.COM / BRIGPOL RUDI BHBINKAMTIBMAS LONG SULE-PIPA)
Banjir di Long Sule dan Long Pipa di Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada Rabu (15/5/3024) lalu merendam total 80 rumah warga. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Banjir yang melanda 2 desa di Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara yakni pada Rabu, 15 Mei 2024 lalu menyisakan kerusakan rumah dan bangunan serta aset pemerintah daerah.

Banjir yang diakibatkan curah hujan tinggi merendam 2 desa di Kecamatan Kayan Hilir, yakni di Desa Long Sule dan Long Pipa.

Beberapa fakta dihimpun pasca kejadian banjir.

Selain mencatat banjir tersebut merupakan banjir terbesar setelah 20 tahun silam, perubahan iklim di daerah terluar sebelah utara Indonesia juga kian dirasakan masyarakat.

Baca juga: Prihatin atas Bencana Banjir di Kayan Hilir Malinau, Gubernur Zainal Paliwang Besok Kirim Bantuan

Dampak banjir di Desa Long Sule dan Long Pipa Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, pada Rabu (15/5/2024)
(TRIBUNKALTARA.COM / BHABINKAMTIBMAS LONG SULE PIPA, RUDI)
Dampak banjir di Desa Long Sule dan Long Pipa Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, pada Rabu (15/5/2024) (TRIBUNKALTARA.COM / BHABINKAMTIBMAS LONG SULE PIPA, RUDI) (TRIBUNKALTARA.COM / BHABINKAMTIBMAS LONG SULE PIPA, RUDI)

Berikut 5 fakta yang dihimpun TribunKaltara.com berdasarkan kejadian tersebut.

1. Curah Hujan Tinggi Akibatkan 5 Sungai Meluap

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Malinau mencatat akibat curah hujan tinggi di Kayan Hiir, permukaan air meninggi dan meluap ke permukiman.

Berdasarkan hasil pendataan, 5 debit air sungai meningkat akibat hujan deras semalaman.

Kepal Pelaksana BPBD Malinau, Iwan Darma Yuana menjelaskan sehari sebelum kejadian, yakni pada Selasa (14/5/2024), Kayan Hilir dilanda hujan lebat.

Akibatnya, permukaan air meninggi dan merendam permukiman di wilayah sekitar.

"Kenaikan debit air di Sungai Sule, Sungai Pipa, Sungai Boh, Sungai Mahak, Sungai Lebusan dan Sungai Wuq," katanya.

2. Banjir Bertahan 10 Jam Rendam 80 Rumah

Luapan air diperkirakan mulai masuk ke permukiman di Long Sule dan Long Pipa pada Selasa (14/5/2024) malam.

Rabu (15/5/2024) dini hari, air dengan cepat naik ke permukiman warga sekira pukul 00:00 Wita dan bertahan tinggi hingga pagi hari.

Puncak banjir diperkirakan pukul 06:00 Wita, dan merendam total 80 rumah masyarakat di dua desa tersebut.

Yakni 50 rumah di Long Sule dan 30 Rumah di Long Pipa. Banjir bertahan tinggi sekira 10 jam. Dan baru mulai surut pukul 10:00 Wita.

Data terakhir sekira 80 KK terdampak, 4 rumah warga dan 2 fasilitas pendidikan rusak parah akibat hanyut diterjang banjir.

3. Terbesar Kedua Setelah Banjir 2002 Silam

Kepala Desa Long Sule, Jarot Irei menyampaikan, banjir yang terjadi pada Rabu (15/5/2024) merupakan yang terbesar kedua setelah tahun 2002.

Sekira 21 tahun lalu, banjir yang sama pernah terjadi dengan intensitas yang diperkirakan jauh lebih dahsyat dari musibah di tahun 2024 ini.

"Kalau kita liat, ini yang terbesar setelah 2002. Banjirnya pun bertahan lebih lama," katanya.

4. Kenaikan Air Berdampak Banjir Besar di Mahakam Ulu

Dari 5 aliran sungai yang mengalami kenaikan, naiknya permukaan air Sungai Boh turut merendam permukiman di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Sehari setelah banjir di Kayan Hilir, banjir besar juga terjadi di Kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Malinau tersebut.

Selain di Kecamatan Kayan Hilir, kenaikan air juga terpantau di sepanjang aliran Sungai Boh di Kecamatan Sungai Boh.

5. Banjir dan Dampak Nyata Perubahan Iklim

Luapan air Sungai di Malinau termasuk di wilayah perbatasan dan pedalaman Kalimantan Utara mengancam ketahanan pangan daerah.

Selain di ibu kota kabupaten, Banjir juga berdampak di daerah Malinau Bagian Selatan, Apau Kayan hingga kecamatan terluar.

Perubahan iklim, anomali cuaca setahun terakhir merendam ladang warga. Tahun 2023 lalu, anomali cuaca berdampak terhadap banjir di Data Dian saat memasuki musim kemarau.

Baca juga: UPDATE Banjir Mahulu, Seorang Warga Tewas Akibat Kelelahan saat Terjang Banjir Menggunakan Jeriken

i

3 Rumah penduduk dan 1 Gedung Pendidikan di Long Sule, Kayan Hilir hanyut terbawa banjir besar di Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (15/5/2024).
i 3 Rumah penduduk dan 1 Gedung Pendidikan di Long Sule, Kayan Hilir hanyut terbawa banjir besar di Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (15/5/2024). (TRIBUNKALTARA.COM/ Warga Long Sule dan BPBD Malinau)

"Banjir yang melanda wilayah pedalaman Kalimantan. Perubahan iklim dan ancaman nyata pada masyarakat sudah terasa. Ini tidak lagi hanya sebatas isu forum internasional melainkan sudah nyata di rasakan masyarakat," Kata Koordinator Divisi Komunilasi KKI Warsi, Sukmareni.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Malinau termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mengirimkan bantuan bagi warga terdampak.

Musibah banjir yang intens terjadi setahun dua tahun terakhir memerlukan upaya mitigasi untuj mencegah kejadian sama berulang.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved