Berita Malinau Terkini

Mitigasi Bencana, Pembangunan Infrastruktur di Malinau Kaltara Wajib Pertimbangkan Ketahanan Banjir

Setiap tahun, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Malinau, Kalimantan Utara berdampak terhadap kerusakan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Ilustrasi, Sejumlah peristiwa bencana yang terjadi di Malinau, Kalimantan Utara setahun lalu. Pembangunan infrastruktur disarankan dengan pertimbangan dampak kebencanaan. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Setiap tahun, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Malinau, Kalimantan Utara berdampak terhadap kerusakan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Di wilayah terluar, pedalaman dan perbatasan, banjir kerap kali mengakibatkan infrastruktur mengalami kerusakan berat.

Infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan tak luput dari terjangan banjir. Sejumlah fasilitas negara, terutama jembatan mengalami kerusakan.

Setahun terakhir, tak kurang dari 4 fasilitas penghubung yang dibangun baik melalui APBN maupun APBD yang mengalami kerusakan.

Baca juga: Data Fasum Terdampak, Jembatan Penghubung di Long Berini Malinau Hanyut Usai Diterjang Banjir

Tahun 2023, air bah menghanyutkan Jembatan Rangka Baja di Semamu, Mentarang Hulu. Dan Pada 26 September tahun lalu, Jembatan Gantung di Mentarang dan jembatan hubung di Pujungan turut ambruk akibat banjir besar.

Dan terbaru, 29 Mei 2024 lalu, jembatan penghubung di Sungai Berini turut hanyut akibat terseret banjir besar.

Pemerhati lingkungan Malinau, Hendris Damus dalam Musrenbang RKPD 2025 menyampaikan bagaimanw dampak anomali cuaca menjadi perhatian bagi penyusunan rencana pembangunan.

"Akhir-akhir ini kita melihat bagaimana perubahan cuaca berdampak signifikan terhadap kesejahtwraan masyarakat. Lahan-lahan pertanian warga banyak yang terdampak, dan ini merupakan catatan bagi kita dalam membangun," ungkapnya.

Pria yang juga sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau tersebut menyampaikan pentingnya pendekatan kebencanaan dalam membangun, baik infrastruktur maupun kebijakan mikroekonomi.

Hal yang sama juga disampaikan pegiat lingkungan KKI Warsi, Sukmareni. Dia menerangkan anomali cuaca berdampak terhadap sejumlah desa binaannya di Malinau.

"Saat ini perubahan iklim juga terasa dampaknya di Kalimantan. Warga yang jauh di pedalaman juga merasakan dampaknya," Katanya.

Baca juga: Dampak Banjir Sungai Bahau Malinau, 49 Rumah dari 5 Desa Hingga Fasilitas Umum di Bahau Hulu Rusak

Lembaga yang aktif mendampingi sejumlah desa binaan program perhutanan sosial merekam kejadian serupa juga merendam ladang warga di Malinau Selatan Hulu.

Pentingnya pendekatan ekologi untuk pembangunan Malinau disarankan guna mengantisipasi dampak bencana.

Infrastruktur perlu dibangun dengan pendekatan mitigasi bencana guna mengurangi kerugian di kemudian hari.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved