Tarakan Memilih
PSU di Tarakan Tengah Kaltara, Bawaslu Beber Temuan, Ungkap Ada Warga tak Masuk DPT Maksa Mencoblos
Sejumlah temuan kejadian didapati Bawaslu Tarakan saat pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Dapil Kota Tarakan Satu Kecamatan Tarakan Tengah.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Sejumlah temuan kejadian didapati Bawaslu Tarakan saat pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Dapil Kota Tarakan Satu Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan.
Adapun temuan yang terjadi langsung diselesaikan di tingkat TPS saat itu juga.
Di antaranya misalnya temuan yang didapati saat PSU kemarin ada warga yang memaksa memilih padahal beralamat bukan warga domisili Kecamatan Tarakan Tengah.
“Sempat ada marah-marah di beberapa TPS tapi kami berikan penjelasan bahwa secara de jure sesuia berkas yang ada yaitu KTP. Karena dasar kita kan KTP,” jelas Riswanto, Ketua KPU Tarakan.
Baca juga: 55 TPS di Kelurahan Selumit dan Kampung 1 Selesai Dihitung, Rekapitulasi Suara PSU Dapil 1 Tarakan

Kejadiannya sendiri berdasarkan laporan dari Pengawas TPS terjadi mendekati pukul 12.00 WITA.
Ia melanjutkan lagi, yang datang ke TPS tidak masuk dalam DPT sehingga langkahnya dilakukan penjelasan agar masyarakat tersebut paham bahwa ia tidak bisa memilih di PSU karena tak masuk Dapil Kota Tarakan 1 Kecamatan Tarakan Tengah.
Lebih lanjut kata Riswanto, ia menjelaskan bahwa jika kasusnya misalnya masuk dalam DPT Tarakan Tengah namun di KTP sudah tidak domisili Tarakan Tengah maka tetap tidak bisa memilih di PSU.
“Kemarin langkahnya, belum sempat ditangani aparat dan ditangani KPPS dan Pengawas TPS. Yang bersangkutan diberi penjelasan dan bisa menerima,” ujarnya.
Alasannya datang ke TPS jika yang bersangkutan menyampaikan tidak tahu menurutnya mustahil.
Apabila dari KPPS meloloskan hal tersebut, maka bisa berpotensi muncul masalah.
“Makanya diselesaikan, diberikan pengertian. Karena ini menyalahi, bukan warga Tarakan Tengah, fatal akibatnya nanti,” jelasnya.
Secara keseluruhan ia menyatakan bahwa PSU sukses.
Namun memang ada juga kejadian khusus masuk dalam catatan. PSU di Dapil Tarakan Satu lanjutnya semua mata tertuju sehingga harus hati-hati.
Jangan sampai ada PSU dalam PSU.
“PSU lagi. Jangan sampai. Ini kemungkinan bisa saja, potensi tetap ada, tapi lihat pelanggarannya seperti apa dulu. Kalau procedural yang bisa termaafkan ada contoh kejadian, terdaftar di DPT TPS 12, tapi memilih di TPS 11, itu gak salah.Dibenarkan diperbolehkan juga.Dicek dulu di TPS 12. Kami telusuri DPT online PSU, koordinasi dengan KPU diberikan bukti yang bersangkutan terdaftar di DPT TPS 12,” paparnya.
Ia melanjutkan memang ada alasan pemilih memilih coblos di TPS 12 bukan TPS 11.
Karena alasan waktu tidak cukup karena sudah hampir masuk pukul 12.00 WITA.
Karena ketika sudah sampai pukul 12.00 WITA tidak bisa diterima.
“Dan itu sah saja. Karena logika sederhana apa yang diubah, tidak mengubah apa-apa. Surat suara keseluruhan sama, yang membedakan nanti suaranya di TPS 12 dan TPS 11. TPS 12 bertambah, TPS 11 berkurang. Itu saja. Secara keseluruhan tidak mengubah apa-apa,” jelasnya.
Dengan kasus ini harusnya masuk dalam kejadian khusus.
Ini adalah kejadian terjadi saat 13 Juli 2024 hasil temuan pengawas TPS dan PKD di Kelurahan Selumit Pantai.
Dan itu bukan kategori pelanggaran tapi sebatas kategori pelanggaran procedural.
“Dia kana da dicek DPT tidak ada nama, KTP alamat di TPS itu, dan DPT ada di TPS sebelah. Ibunya kurang paham juga. Dalam aturan ini tidak menabrak aturan masuk kejadian khusus bukan pelanggaran,” ungkapnya.
Dan ini masuk suara sah. Untuk kasus ini bukan kasus baru karena saat pemilu kemarin juga ada kejadian sama.
Selama KTP domisili di sana bisa memilih dan tidak mempengaruhi total suara.
“Walaupun misalnya dia di TPS 12, di TPS 12 masih satu dapil dan RT yang sama dan peroleh surat suara sama kalau di Pemilu 14 Februari 2024 kemarin,” jelasnya.
Kemudian ia juga meluruskan terkait informasi Ketua KPPS dilaporkan melarikan diri dan masuk dalam percakapan grup WA.
Dan sudah dikonfirmasi pihaknya ternyata ada miss komunikasi.
“Saya konfirmasi langsung bahawa itu tidak melarikan diri. Itu sudah jam satu, mau pergi BAB, memang yang bersangkutan buru-buru. Sakit perut. Bahasa melarikan diri, karena memang posisi lari tapi orang salah sangka. Antara TPS dan rumahnya tidak jauh, dia tetap kembali, sudah terkonfirmasi dan itu clear,” jelasnya.
Ia melanjutkan hal ini dimaklumi karena petugas bekerja hampir 24 jam.
Baca juga: Pasca PSU, Perolehan Suara Muhammad Yunus Justru Naik Capai 2.400, Hasil Internal Partai Gerindra

Saat pemilihan juga sudah bekerja dari subuh.
Terakhir ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak keamanan dari Polres Tarakan dan stakeholders terkait yang ikut mengawasl PSU.
“Kami dari Bawaslu Tarakan mengucapkan terima kasih kepada pihak keamanan Polres Tarakan, Polda Kaltara melaksanakan pengawasan PSU dengan sangat baik. Pengamanan luar biasa mulai dari kemarin datangnya logistic dan berbeda jumlah personel dan berbeda pada saat 14 Februari 2024 kemarin, kami ucapkan terima kasih kepada kepolisian,” tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Pemungutan Suara Ulang
Kecamatan Tarakan Tengah
KPU Tarakan
Riswanto
PSU
TPS
Tarakan
Bawaslu
Tarakan Tengah
mencoblos
KTP
Kata-kata Khairul saat Ditetapkan sebagai Wali Kota Tarakan Terpilih 2025-2030 |
![]() |
---|
Penetapan Kepala Daerah Terpilih Tunggu Putusan MK, KPU Tarakan Selaku Termohon Siapkan Jawaban |
![]() |
---|
KPU Tarakan Benarkan Ada Gugatan Sengketa Pilkada 2024 dari Lembaga Pemantau, Tunggu Rilis Resmi MK |
![]() |
---|
Pilkada Tarakan, Kharisma Raih Suara Tertinggi di Tarakan Barat, 16.744 Suara Pilih Kolom Kosong |
![]() |
---|
Hasil Pilkada Tarakan: Kharisma di Tarakan Tengah Raih 16.744 Suara, Kolom Kosong 13.186 Suara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.