Kaltim Memilih

Berebut Tiket Tersisa di Pilkada Kaltim 2024, Sistem Paket Bisa Muncul: Ancam Paslon Sudah Diusung

Berebut tiket partai politik tersisa di Pilkada Kaltim 2024, sistem paket bisa muncul, sejumlah bakal paslon yang sudah terima dukungan bisa terancam.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM
Berebut tiket partai politik tersisa di Pilkada Kaltim 2024, sistem paket bisa muncul, sejumlah bakal paslon yang sudah terima dukungan bisa terancam. 

Tapi menurut Budiman, Najirah–Aswar juga berpotensi lawan berat petahana, Basri Rase.

“Neni Moerniaeni–Agus Haris bisa terancam, ketika Aswar representasi Partai Gelora bisa menguat ketika paket di Pilgub, Isran Noor - Hadi Mulyadi mendapatkan jalan untuk berkontestasi,” menurutnya.

Sementara di Kukar, Budiman melihat Edi Damansyah yang berpasangan dengan Rendi Solihin terganjal karena ada aturan yang menegaskan Bupati petahana telah menjabat 2 periode.

Sehingga peluang Dendi Suryadi–Syarkowi V Syahri bisa menguat.

Sementara M. Husni Fachruddin yang merupakan kader Partai Golkar belum tahu akan maju bersama siapa figur di Kukar.

Belum lagi loyalis pendukung mantan Bupati Kukar Syaukani HR dan Rita Widyasari yang masih sangat mengakar.

Representasi keduanya juga harus diwakili oleh para kandidat.

“PKPU 8 Tahun 2024, putusan MK dan Kemendagri juga ada, jika memang tidak bisa maju, mungkin saja Rendi yang menjadi 01 (Bupati). Baik itu Husni atau Syarkowi sebagai kader Golkar juga bisa berpotensi diusung,” ungkapnya.

“Begitu juga representasi (alm) Syaukani HR dan Rita Widyasari, artinya untuk mengembalikan hegemoni di Kukar, tentu harus ada yang bisa merepresentasikan beliau berdua (mantan Bupati Kukar sebelumnya). Investasi sosial keduanya sangat besar,” sambung Budiman.

Baca juga: Partai Ramai-ramai Dukung Rudy Mas’ud Maju Pilkada Kaltim, Harapan Petahana Isran Noor Tinggal PDIP

Untuk Pilkada PPU, Budiman mengatakan petahana Hamdam kini menggandeng Ahmad Basir.

Sementara, mantan Bupati PPU sebelumnya, Andi Harahap berpasangan dengan putri mantan Gubernur Kaltim, Dayang Donna Faroek.

Dua pasangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing–masing.Hamdam punya modal berstatus petahana. Meski lawannya, juga mempunyai basis suara tersendiri.

Tetapi petahana, dinilai Budiman sangat diuntungkan, karena Dayang Donna Faroek yang sebelumnya berkeinginan maju di Kutim, malah memilih PPU.

“Basis massa di Kutim dan Donna Faroek identik dengan wilayah ini, tetapi memilih ke PPU, tidak bisa dipungkiri investasi sosial Awang Faroek Ishak sebenarnya di Kutim, melihat potensinya Hamdam diuntungkan dengan kondisi ini,” jelasnya.

Di Kutim sendiri, pertarungan yang ada menurut Budiman malah pertukaran pasangan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved