Berita Kaltara Terkini
Pengesahan APBD Kaltara 2025 Tunggu SK Evaluasi Mendagri, Belanja Daerah Diusulkan Rp 3,1 Triliun
Hingga saat ini APBD Kaltara tahun 2025 belum diketuk atau disahkan, karena masih menunggu Surat Keputusam (SK) evaluasi dari Menteri Dalam Negeri.
Penulis: Edy Nugroho | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sekretaris Provinsi Kaltara sekaligus Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Suriansyah menyatakan, jika APBD 2025 hingga kini belum disahkan.
Hal ini karena masih menunggu SK evaluasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Dalam APBD 2025 tersebut diusulkan anggaran belanja daerah sebesar Rp3,191 triliun.
Pemprov Kaltara pun, kata Suriansyah sedang membahas persiapan terkait langkah yang diambil ketika Surat Keputusan (SK) Hasil Evaluasi Mendagri diterbitkan.
“Kami telah membahas persiapan, apabila SK evaluasi itu turun. Kita memetakan hal tersebut. Kira-kira kalau anggaran kita nanti berkurang, seperti apa? Kalau bertambah, seperti apa?" ungkap Suriansyah kepada awak media, Kamis (26/09/2024).
Suriansyah mengatakan, persiapan dan pemetaan berbagai kemungkinan disebut penting untuk dilakukan. Tujuannya agar TAPD tidak perlu membuang banyak waktu untuk melakukan tindak lanjut.
Baca juga: Belanja Daerah di APBD Perubahan 2024 Pemkot Tarakan Dialokasikan Rp1,36 Triliun, Berikut Rinciannya
“Ketika hasil evaluasi keluar, entah itu tetap, bertambah atau berkurang, kita sudah petakan apa yang mau dilakukan. Jadi, begitu SK diterima, kita bisa cepat kerjanya,” papar Suriansyah.
Sebelumnya, Suriansyah memaparkan, Rancangan APBD 2025 dirancang berdasarkan kebijakan fiskal yang selaras dengan tema nasional
“Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Tema tersebut sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Dalam RAPBD, Pemprov Kaltara memproyeksikan total pendapatan sebesar Rp3,066 triliun. Terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan transfer dari pemerintah pusat.
Sementara itu, anggaran belanja daerah direncanakan sebesar Rp3,191 triliun. Postur belanja dibagi beberapa sektor utama.
Belanja Operasional dialokasikan Rp2,120 triliun untuk belanja pegawai, barang dan jasa, subsidi, hibah, serta bantuan sosial.
Baca juga: Dibantu Hibah APBD Rp 1 Miliar, Sasaran Fisik TMMD Malinau Diklaim Selesai 100 Persen
Selanjutnya, belanja modal direncanakan sebesar Rp387,19 miliar pada pengadaan peralatan dan mesin, pembangunan gedung dan bangunan, serta jalan, jaringan, dan irigasi.
Belanja Tidak Terduga sebesar Rp15 miliar. Belanja Bagi Hasil sebesar Rp514,59 miliar, dialokasikan untuk pembagian hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemdes. Bantuan Keuangan sebesar Rp155,08 miliar akan diberikan sebagai bantuan keuangan umum dan khusus kepada pemerintah kabupaten/kota se-Kaltara.
“Pada sektor pembiayaan, pemerintah daerah juga melakukan penyesuaian, terdapat pengurangan penerimaan pembiayaan dari Rp415,59 miliar menjadi Rp149,74 miliar, berkurang sebesar Rp265,85 miliar berdasarkan realisasi Silpa hasil audit BPK untuk tahun anggaran 2023,” beber Suriansyah.
Selain itu, Pemprov Kaltara berencana mengalokasikan Rp20 miliar untuk penyertaan modal, termasuk Rp150 miliar yang diproyeksikan dari Silpa Tahun Anggaran 2025.
Dana tersebut digunakan untuk investasi pada PT BPD Kaltimtara dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan total pembiayaan Rp25 miliar.
Dikutip dari laman resmi Pemprov Kaltara, APBD 2025 mengusung tema Pemantapan Industri dan Perdagangan Komoditas Unggulan Daerah dalam Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA PPAS) tahun 2025.
“Tema ini dipilih sebagai respons terhadap isu global resesi ekonomi dan isu internasional yang berdampak pada pembangunan daerah,” kata Suriansyah.
Baca juga: APBD Nunukan TA 2025 Turun Jadi Rp1,6 Triliun, DPRD Minta Pemkab Lakukan Ini

Fokus utama dalam pengembangan dan penguatan industri meliputi industri primer (pertanian, perkebunan, perikanan), Industri pengolahan, ketenagalistrikan, perdagangan, jasa, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap isu global resesi ekonomi dan isu internasional yang berdampak pada pembangunan daerah.
Beberapa indikator positif ekonomi Kaltara menunjukkan tren yang menggembirakan yaitu pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 naik 4,78 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sektor pengadaan listrik dan gas juga mengalami pertumbuhan tertinggi (12,80 persen), diikuti konstruksi (10,76 persen) dan perdagangan besar dan eceran (10,17 persen).
Sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan juga tumbuh, masing-masing 5,01 persen dan 0,49 persen.
Baca juga: Belanja Daerah di APBD Perubahan 2024 Pemkot Tarakan Dialokasikan Rp1,36 Triliun, Berikut Rinciannya
RAPBD 2025 disusun dengan memperhatikan prioritas, yakni Pendidikan minimal 20 persen dari belanja daerah; infrastruktur pelayanan publik minimal 40 persen; dan penguatan pendanaan urusan pemerintah wajib terkait pelayanan dasar.
Suriansyah optimistis RAPBD 2025 dapat menjadi pondasi kuat mewujudkan Kaltara yang tangguh, maju, dan sejahtera.
"Pemilihan fokus pada industri dan perdagangan unggulan, merupakan langkah strategis Pemprov Kaltara untuk meningkatkan daya saing daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.
(*)
Penulis: Edy Nugroho
Momen Gubernur Kaltara Terjun Langsung Hibur Korban Kebakaran Desa Mansalong Nunukan |
![]() |
---|
Kapolda Kaltara Resmikan Gedung RTMC, Siap Pantau Lalulintas, Tilang Elektronik Diberlakukan Oktober |
![]() |
---|
Wamendiktisaintek Sebut Sekolah Unggul Garuda Jalan Bagi Anak Perbatasan Kaltara ke Kampus Top Dunia |
![]() |
---|
Segera Dibangun, Pemprov Kaltara Serahkan Sertifikat Lahan Sekolah Garuda ke Kemendikti Saintek |
![]() |
---|
Pemprov Kaltara Gandeng OPD Tekan Stunting Lewat Program Bangga Kencana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.