Berita Bulungan Terkini

Program Brigade Pangan Berikan Peluang Bagi Petani dan Pengecer Pupuk Bulungan Tingkatkan Pendapatan

Hadirnya Brigade Pangan yang kini jadi program andalan dari Kementan tidak hanya memberikan peluang bagi para petani, tapi untuk pengecer pupuk juga.

Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Desi Kartika Ayu Nuryana
BRIGADE PANGAN - Para petani di Desa Tanjung Buka tengah memasuki masa panen. Peluang petani dan pengecer pupuk melalui program brigade pangan (TribunKaltara.com / Desi Kartika) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Hadirnya Brigade Pangan yang kini menjadi program andalan dari Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya memberikan peluang bagi para petani untuk meningkatkan penghasilan dari sisi produksi hasil pertanian.
 
Namun peluang juga akan terbuka lebar bagi para pengecer pupuk subsidi di setiap daerah, utamanya yang memiliki Brigade Pangan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty.
 
Bahkan untuk menangkap peluang tersebut, Pusat Pelatihan Pertanian secara rutin telah memberikan literasi kepada para Brigade Pangan.

Baca juga: Petani Malinau Sambut Baik Kenaikan Harga Gabah, Dinilai Sejalan dengan Program Brigade Pangan

Sebab peluang Brigade Pangan untuk menjadi pengecer pupuk subsidi sangat besar.
 
“Artinya peluangnya sangat besar bagi Brigade Pangan untuk menjadi pengecer. Sehingga untuk masalah transportasi atau logistik itu bis akita eliminasi dengan memperbanyak titik kumpul kontribusi pupuk agar lebih dekat dengan petani,” jelasnya, Minggu (16/2/2025).
 
Pasalnya, selama ini dalam pendistribusian pupuk subsidi melalui pengecer hanya terfokus pada satu titik, sehingga memerlukan effort sekaligus biaya yang lebih bagi petani untuk mengambil.
 
“Tetapi jika kita perbanyak titik serahnya, itu akan memperpendek jarak tempuh antara pengecer dengan petani,” sebutnya.
 
Hal selaras juga disampaikan oleh Bupati Bulungan, Syarwani mengenai distribusi pupuk subsidi melalui pengecer.
 
Syarwani menyebutkan bahwa kondisi ini tentu menjadi salah satu suara yang disampaikan oleh petani mengenai pendistribusian pupuk subsidi  di Bulungan.
 
“Tentu yang menjadi persoalan subsidinya ketika mengambil di Tanjung selor untuk angkutan menuju desa-desa ini butuh biaya lagi. Ini yang kemudian menjadi pola bagaimana kita membantu untuk skema biaya nya,” jelasnya.
 
Dimisalkan, ketika sampai di Tanjung selor subsidi yang diterima adalah Rp 10.000, namun ketika sudah dibawa menuju setiap Desa misalkan Desa Tanjung Buka maka subsidi yang dibutuhkan pasti akan bertambah.

Baca juga: Harga Beli Gabah Petani Malinau Kaltara Kembali Naik, Tahun ini Capai Rp 7 Ribu Per Kilogram

Kekurangan subsidi tersebutlah yang saat ini masih terus diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dengan mencari skema pembiayaan lainnya.
 
“Karena tidak mungkin jika subsidi kita terima di Tanjung Selor Rp 10.000, untuk biaya angkutan ke Desa bisa menjadi Rp 15.000. Nah Rp 5.000 inilah yang kemudian kita cari skemannya bagaimana,” tandasnya.
 
(*)

Penulis : Desi Kartika Ayu Nuryana

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved