Berita Nunukan Terkini

Brucellosis Ancam Sapi Kurban, Karantina Nunukan Kaltara Imbau Waspada Penyakit Reproduksi ini

Selain Penyakit Mulut dan Kuku, Kantor Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kaltara di Satuan Pelayanan Nunukan juga waspada terhadap Brucellosis.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/ dr Prima Nittha)
SAPI KURBAN - Sapi kurban yang baru tiba dari Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan di atas kapal KM Thalia. Foto diambil pada 12 Mei 2025. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Selain Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Kantor Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Utara ( Kaltara ) di Satuan Pelayanan Nunukan juga meningkatkan kewaspadaan terhadap brucellosis.

Dokter Hewan Karantina dari Kantor Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Utara Satuan Pelayanan Nunukan, drh Prima Nittha, mengatakan brucellosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Brucella. 

Penyakit ini menyerang sapi betina maupun jantan, dan berdampak besar terhadap produktivitas Peternakan.

"brucellosis menyebabkan keguguran, infertilitas, hingga penurunan produksi susu pada betina. Sedangkan pada sapi jantan bisa terjadi peradangan organ reproduksi," ujar Prima Nittha kepada TribunKaltara.com, Selasa (20/05/2025), sore.

Baca juga: Baru Sekali Pengiriman, 48 Ekor Sapi Kurban dari Sinjai Masuk ke Nunukan Kaltara untuk Idul Adha

Menurutnya, ancaman brucellosis menjadi perhatian khusus karena wilayah asal sapi kurban seperti Sulawesi Selatan (Sulsel) telah teridentifikasi sebagai daerah tertular. Sementara itu, Nunukan masih tergolong bebas dari penyakit tersebut.

"Di Sulawesi Selatan sudah ada kasus, sedangkan Nunukan masih bebas. Jadi perlu pengujian dari daerah asal sebelum hewan dikirim," kata Nittha.

Setiap sapi yang akan dilalulintaskan ke Nunukan dari zona kuning seperti Sulsel harus melalui prosedur vaksinasi terlebih dahulu, maksimal enam bulan sebelum pengiriman. Selain itu, uji laboratorium terhadap brucellosis juga wajib dilakukan.

"Status zonasi antara Sulsel dan Nunukan sama-sama kuning. Artinya, hewan boleh dikirim asal sudah divaksin dan hasil laboratoriumnya negatif. Tapi kalau dari zona merah, tidak boleh masuk ke zona kuning seperti Nunukan," ucap Nittha.

Upaya pencegahan juga dilakukan di wilayah pelabuhan dan pintu masuk hewan kurban.

Kantor Karantina Hewan Nunukan menyediakan alat pengukur suhu, cairan disinfektan, serta memasang banner imbauan agar masyarakat lebih waspada terhadap penyakit hewan menular.

"Kami rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan pemeriksaan fisik. Sapi yang terlihat sakit langsung kita tindak. Kami juga ajak warga agar lebih teliti memilih hewan kurban," tuturnya.

Nittha juga mengimbau masyarakat untuk tidak hanya melihat ukuran dan harga hewan, tetapi memastikan bahwa sapi yang dibeli benar-benar sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit.

Baca juga: Sapi Kurban Asal Gorontalo yang Masuk di Tarakan Diperiksa, Begini Penjelasan Balai Karantina 

Dengan pengawasan yang ketat dan kolaborasi masyarakat, Nittha berharap pelaksanaan Idul Adha tahun ini bisa berjalan lancar, tanpa adanya penyebaran penyakit hewan menular antarwilayah.

"Ciri-ciri hewan sakit biasanya bisa terlihat dari fisiknya, seperti lemas, mata sayu, atau tidak aktif. Kalau menemukan hewan seperti itu, sebaiknya segera lapor ke petugas karantina," ungkapnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved