Berita Nunukan Terkini

Diduga Berawal dari Pencatutan Nama. Eks Camat Sei Menggaris Nunukan Kaltara Dituduh Aniaya Warga

Tudingan eks Camat Sei Menggaris melakukan penganiayaan telah dilaporkan warga ke Polres Nunukan pada Jumat (07/11/2025), malam.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/ Rian).
EKS CAMAT DIPOLISIKAN - Seorang mantan eks Camat Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Sahdan, dilaporkan sejumlah warga ke Polres Nunukan pada Jumat (7/11/2025), malam sekira pukul 21.30 Wita. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Eks Camat Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kaltara, Sahdan, dituding mengganiaya warganya.

Tudingan eks Camat Sei Menggaris melakukan penganiayaan telah dilaporkan warga ke Polres Nunukan pada Jumat (07/11/2025), malam.

Para pelapor yang mengaku sebagai anggota kelompok tani (Poktan) bentukan Koperasi Tani Bena’an Kesultanan Tidung Bulungan itu menyebut menjadi korban tindakan penganiayaan yang diduga dilakukan Sahdan bersama sekira 20 orang rekannya.

Salah satu pelapor, Ariyanto (48), menjelaskan bahwa peristiwa penganiayaan itu terjadi pada hari yang sama sekira pukul 16.30 Wita di area perkebunan kelapa sawit PT Nunukan Jaya Lestari (NJL), tepatnya di sempadan perkebunan PT Pohon Emas Lestari (PEL) di wilayah Sei Menggaris.

Baca juga: Seorang Suami di Nunukan Tega Aniaya Istri, Saat Berada di Rumah Keluarga Korban

Selain dirinya, dua orang lain juga menjadi korban, yakni Aansyah (23) dan seorang remaja berusia 17 tahun bernama Nandar.

“Selain melakukan penganiayaan, mereka juga merusak mobil milik salah satu anggota Poktan dengan tuduhan kami mencuri buah sawit di perkebunan PT NJL,” kata Ariyanto kepada TribunKaltara.com, Minggu (09/11/2025), siang.

Namun, menurut Ariyanto, panen buah sawit yang dilakukan mereka bukan merupakan tindakan pencurian. 

Ia menegaskan bahwa lahan tempat sawit itu tumbuh berada di bawah pengelolaan Koperasi Tani Bena’an Kesultanan Tidung Bulungan, yang kemudian membagi lahan tersebut kepada beberapa kelompok tani binaannya.

Sementara itu, Risyani (41), pemilik mobil yang dirusak, mengaku tak bisa berbuat banyak saat kejadian karena ketakutan. 

Ia bahkan mengaku diancam dengan sebilah senjata tajam tradisional ketika mencoba menjelaskan duduk perkara.

“Saya tidak tahu namanya, tapi saya kenal orangnya. Senjata tajam yang dia pegang sudah terangkat dan diarahkan ke saya,” ucap Risyani dengan nada gemetar.

Selanjutnya dari keterangan korban lainnya, inisial NA, bocah 17 tahun itu mengaku sempat memohon ampun agar tidak dipukuli.

“Saya berkali-kali minta maaf kalau kami dianggap salah, bahkan sempat mencium tangan salah satu pelaku. Tapi tetap saja saya dipukuli,” ujarnya.

Terpisah, terlapor yang merupakan eks Camat Sei Menggaris, Sahdan membantah tudingan bahwa dirinya terlibat langsung dalam penganiayaan tersebut. 

Ia mengakui, pemukulan memang terjadi, tetapi dilakukan oleh Ah, rekannya yang disebut tak mampu mengendalikan emosi.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved