Mata Lokal Memilih

Terungkap Alasan Jokowi Mendadak Batalkan Mahfud MD Jadi Cawapres 2019, Ada Desakan dari Parpol

Setelah hampir empat tahun menjadi teka-teki, akhirnya terungkap alasan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mendadak batalkan Mahfud MD menjadi Cawapres.

Editor: Sumarsono
IST/tangkap layar
Menko Polhukam Mahfud MD saat menjadi bintang tamu di podcast kanal Youtube R66 Newlitics 

TRIBUNKALTARA.COM – Setelah hampir empat tahun menjadi teka-teki, akhirnya terungkap alasan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mendadak batalkan Mahfud MD menjadi Cawapres..

Seperti diketahui, Mahfud MD yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam ) santer dikabarkan ditunjuk sebagai calon wakil Jokowi pada Pilpres 2019.

Bahkan jelang pengumuman cawapres pendamping Jokowi, Mahfud MD sudah dihubungi dan menyiapkan diri di salah satu hotel tempat acara.

Namun, saat diumumkan, koalisi partai politik ( parpol ) pengusung, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, PPP, Partai Hanura, Partai Nasdem, PKB, PSI, Perindo, Partai Keadilan dan PKPI, dan PBB menunjuk KH Ma’ruf Amin sebagai pendamping Capres Jokowi.

Publik pun bertanya-tanya alasan kenapa Mahfud MD batal terpilih di detik-detik terakhir jelang pengumuman.

Melalui podcast di kalan Youtube R66 Newlitics, Minggu (16/4/2023), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan alasan Jokowi mendadak membatalkan pencalonan dirinya.

Baca juga: Mendadak Mahfud MD Batalkan Semua Agenda Bukber, Patuhi Larangan Buka Bersama oleh Presiden Jokowi

“Waktu itu saya kaget. Sedikit kecewa, karena sudah menyiapkan diri. Tapi kecewa benar sih tidak. Karena saya membayangkan, saya kan tidak kehilangan apa-apa,” ujar Mahfud MD menjawab pertanyaan sang host Hendri Satriyo dan Amat Alkatiri.

Berapa lama pak Mahfud merasakan kekecewaan?

“Tidak lama, cuma kaget 2-3 jam, kok begini kok begini. Setelah itu saya dipanggil Pak Jokowi,” ucapnya.

“Di situ saya diberi penjelasan, bahwa benar Pak Jokowi sudah minta anak-anak – yang dimaksud Pak Pratikno, Pramono Anung dan Teten Masduki untuk menyiapkan saya ( Mahfud MD ) sampai tadi siang.

Tapi sorenya ada desakan-desakan dari parpol karena khawatir terjadi perubahan-perubahan, peta kontestasi dari 2 paslon menjadi 3 paslon,” jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD (Tim Humas Kemenko Polhukam RI)

Bagi Mahfud MD alasan pembatalan itu tidak penting, namun baginya Jokowi membenarnya, bahwa telah menunjuk beberapa orang untuk menyiapkan Mahfud MD.

Sehingga parpol mengusulkan diganti saja agar tidak terjadi sempalan yang memunculkan poros baru di Pilpres 2019.

“Saya mengatakan, kalau saya di posisi pak Jokowi saat itu, tentu akan melakukan hal yang sama.

Alasan Jokowi Pilih Ma'ruf Amin

Diberitakan sebelumnya, seperti dikutip dari Kompas.com, Presiden Jokowi memutuskan Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendampingnya dalam  Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam jumpa pers bersama para ketua umum dan sekretaris jenderal parpol pendukung di Restoran Plataran, Jalan HOS Tjokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018) petang.

"Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujar Jokowi.

Baca juga: Mahfud MD Bandingkan Temuan TGIPF dan Komnas HAM soal Kanjuruhan: Hampir Sama, Tapi Ini Lebih Keras

Jokowi kemudian menjawab kemungkinan adanya pertanyaan dari publik alasan memilih Maruf.

Ma'ruf Amin pernah menjadi anggota legislatif DPRD, DPR, MPR, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rais 'Aam PBNU hingga sekarang menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.

Dalam kaitannya dengan Kebhinekaan, kata Jokowi, Maruf menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

"Kami ini saling melengkapi, nasionalis religius," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, kombinasi antara dirinya dengan Ma'ruf Amin saling melengkapi.

"Menurut saya, kami saling melengkapi. Nasionalis-religius," ujar Jokowi di Plataran, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018) malam.

Ketika ditanya berapa persen target perolehan suara dalam  Pilpres 2019 dengan komposisi bersama Ma'ruf Amin ini, Jokowi tidak menjawab lugas.

"Targetnya seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa pemilihan cawapres ini merupakan kesepakatan yang diambil bersama sembilan partai politik pendukungnya.

Adapun tokoh partai politik yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Baca juga: Kalah di Pilpres 2019, Prabowo Subianto jadi Pembantu Terbaik Presiden Jokowi, Sandiaga Uno ke 2

Selain itu, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono.

Sedangkan sembilan sekjen yang hadir, yakni Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Platte, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding.

Kemudian, Sekjen Partai Hanura Herry Lontung, Sekjen PPP Asrul Sani, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin meminta para ulama memberikan dukungan kepada dirinya dan Joko Widodo dalam  Pilpres 2019 mendatang.

Ma'ruf menilai, Jokowi telah menunjukkan penghargaan kepada ulama, karena telah memilihnya sebagai calon wakil presiden. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved