Mata Lokal Memilih

PKB Kaltim Inginkan Cak Imin Jadi Cawapres Prabowo, PAN Usung Erick Thohir, Ridwan Kamil Berpeluang

Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Kaltim inginkan Cak Imin jadi Cawapres Prabowo Subianto, sedangkan PAN usung Erick Thohir, Ridwan Kamil berpeluang.

Editor: Sumarsono
Kolase TribunKaltara.com/ WARTA KOTA-YULIANTO dan TRIBUN JABAR/GANI KIRNIAWAN
Selain Cak Imin yang diusung PKB untuk menjadi Cawapres Prabowo Subianto, Golkar dan PAN juga mendorong Erick Thohir dan Ridwan Kamil. Kedunya unggul dalam survei elektabilitas bakal Cawapres versi survei Indikator Politik Indonesia. 

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA – Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Kaltim inginkan Cak Imin jadi Cawapres Prabowo Subianto, sedangkan PAN usung Erick Thohir, Ridwan Kamil pun berpeluang.

Partai Amanat Nasional ( PAN ) dan Partai Golkar akhirnya mengarahkan dukungannya kepada bakal Capres Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Deklarasi dukungan terhadap Prabowo disampaikan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar di Gedung Proklamasi, Menteng, Jakarta, Minggu (13/8).

Menanggapi deklarasi dukungan ini, DPW PKB Kalimantan Timur tetap ingin ketua umumnya, Cak Imin menjadi Cawapres Prabowo

Terlebih, PKB sedari awal sudah membangun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ( KKIR ) bersama Partai Gerindra.

" PKB sudah tergabung dalam koalisi bersama Pak Prabowo sejak 1 tahun lalu ini. Kita berharap semakin kompak dan solid.

Wakilnya tentu dari kami karena memang sejak awal Cak Imin kita usulkan untuk mendampingi Pak Prabowo," tegas Wakil Ketua DPW PKB Kaltim, Sutomo Jabir, Senin (14/8).

Baca juga: Cak Imin Ngotot Jadi Cawapres, PAN Sodorkan Erick Thohir, Koalisi Capres Prabowo Belum Solid?

Namun demikian, Sutomo Jabir masih menunggu instruksi dari DPP terkait merapatnya PAN dan Partai Golkar mengusung Prabowo Subianto, sebagai Capres 2024.

"Saya yakin seperti itu, komunikasi akan dilanjutkan di daerah karena ini kan bersamaan dengan Pemilu dan Pilpres kemudian nanti deklarasi serta mendaftarkan bakal Capres dan Cawapres.

Sementara itu, Ketua DPW PAN Kaltim, Sigit Wibowo menegaskan, seluruh kader di daerah siap merapatkan barisan mengawal keputusan DPP berkaitan dengan Pilpres 2024.

dari pengalaman sebelumnya, PAN telah terbiasa berkoalisi dengan Partai Gerindra ini, sehingga elektabilitas di daerah juga terkerek naik.

"( PAN ) Sudah beberapa kali berkoalisi., Prabowo-Hatta lalu Sandiaga Uno juga, dibilang menguntungkan, memang Pemilu 2019 ada signifikan suara saat Prabowo-Sandi, ini pengalaman," kata Sigit, Senin (14/8).

Selain efek domino dari koalisi, sebenarnya perjuangan juga dilakukan kader PAN di bawah.

Pada level grassroot, kader sebetulnya ditekankan untuk bekerja keras dalam memenangkan siapa pun yang ditetapkan DPP PAN, ini juga untuk kepentingan suara dan perolehan kursi di level daerah.

Baca juga: Ramai-ramai Sindir Koalisi Gemuk Prabowo, Jusuf Kalla Sebut Belum Tentu Menang, PDIP Biasa Dikeroyok

"Jadi umpamanya kader sendiri loyo bagaimana meningkatkan jumlah suara dan kursi," imbuh Sigit.

Usai penetapan dukungan ini, Sigit menyampaikan bahwa Ketum Zulkifli Hasan akan kembali bertemu seluruh DPW dan DPD seluruh Indonesia.

Pembahasan tentunya terkait keputusan DPP memilih Prabowo untuk diusung menjadi Pilpres, termasuk bagaimana kelanjutan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Agustus akhir ini kita juga ada pertemuan, pada Rakernas sebelumnya kita memberikan mandat kepada Ketum untuk menjalin komunikasi dan keputusan, artinya ada keputusan, lalu mensosialisasikan," terangnya.

Menyinggung siapa sosok wapres yang akan diusulkan mendampingi Prabowo, Sigit mengatakan bahwa sikap di daerah khususnya Kaltim tetap berpegang pada usulan saat Rakernas PAN di Semarang Februari 2023 lalu.

"Kalau Ketum menyampaikan kepada kami tidak maju, tetapi memang santer di internal kita Pak Erick Thohir sebagai Cawapres dari rakernas lalu," tandas Sigit.                   

Ketua DPW PAN Kaltara, Ibrahim Ali juga menegaskan secara hirarki di jajaran ke bawah akan mengikuti keputusan dari DPP.

Ibrahim mengatakan, setelah DPP memutuskan mendukung Prabowo, maka akan menjadi perintah ke jajaran pengurus DPW, DPD hingga DPRt (ranting) untuk mendukung apa yang menjadi keputusan DPP.

Baca juga: Nyatakan Siap Kerja Keras Menangkan Prabowo jadi Presiden RI, Ini Kata Ketua PAN Kaltara Ibrahim Ali

"Dari pelaksanaan Muswil, Rakerwil hingga rakernas, kita semua sudah bersepakat bahwa apapun.

Siapa pun calon presiden yang didukung oleh DPP PAN, akan didukung sepenuhnya oleh para pengurus dan kader PAN hingga di jajaran bawah," ungkap Bupati Tana Tidung ini.

Pasca adanya keputusan tersebut, kata Ibrahim, pihaknya akan segera melakukan konsolidasi hingga ke jajaran kepengurusan di bawah. 

"Ketum DPP PAN, Zulkifli Hasan sudah resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo.

Untuk itu, ini menjadi perintah kepada pengurus PAN untuk bekerja keras, bagaimana kita memenangkan Prabowo pada Pemilu Presiden 2024 mendatang," tegasnya.

Dalam konsolidasi nanti, lanjut Ibrahim, dirinya akan menekankan kepada semua pengurus dari DPW, DPD, DPC hingga DPRt untuk merapatkan barisan, bekerja keras demi pemenangan PAN dan Prabowo sebagai Presiden RI.

"Keputusan ini adalah bukan hanya keputusan DPP. Tapi keputusan semua kader PAN. Saya selaku ketua DPW akan memerintahkan semua pengurus hingga DPRt, mari kita kerja keras untuk memenangkan Prabowo di Kalimantan Utara," tandasnya.

Sosok Cawapres

Setelah PAN dan Golkar resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal Capres 2024, kini tujuan beralih kepada siapa sosok yang bakal diajukan menjadi bakal calon wakil presiden ( Cawapres ).

Saat ini terdapat 4 partai politik yang mendukung Prabowo melalui Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), yakni Partai Gerindra, PKB, PAN, dan Partai Golkar.

Dengan bergabungnya PAN dan Golkar maka KKIR saat ini mempunyai kekuatan suara cukup besar. Tercatat terdapat 4 partai yang lolos di parlemen bergabung di dalam KKIR yakni Gerindra, PKB, Golkar, PAN.

Baca juga: Capres Ganjar Diajak Yenny Wahid Keliling Jawa Timur, Prabowo Diajak Andre Taulany Ngeband

Sedangkan partai non parlemen yang mendukung KKIR adalah Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Aceh dengan status partai lokal.

Jika dilihat dari persentase masing-masing perolehan suara parpol anggota KKIR dalam Pemilu 2019 silam, koalisi itu sudah meraih 42,01 persen suara dari partai yang berada di parlemen, atau 265 dari 575 kursi di legislatif.

Persentase itu sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen, seperti ditetapkan dalam Pasal 222 Undang Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Menurut hasil Pemilu 2019, Gerindra mendapatkan 12,57 persen suara, PKB mendapatkan 9,69 persen suara, Golkar mendapatkan 12,31 persen suara, PAN meraih 6,24 persen suara.

KKIR juga mendapatkan dukungan dari Partai Bulang Bintang (PBB) yang mempunyai 0,79 persen perolehan suara dalam pemilu 2019 lalu.

Dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia ( LSI ) yang diselenggarakan pada 31 Maret sampai 4 April 2023 lalu, elektabilitas Cak Imin berada di angkat 1,9 persen.

Baca juga: Politisi PPP Tanggapi Deklarasi PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Singgung Erick Thohir Bakal Cawapres

Sementara itu, dalam survei Indikator Politik Indonesia pada 8-13 April 2023 memperlihatkan elektabilitas Cak Imin juga berada di urutan bawah yakni 2,8 persen.

Di sisi lain, PAN sejak beberapa waktu lalu gencar menyodorkan Erick Thohir sebagai kandidat bakal Cawapres.

Elektabilitas Erick Thohir pun selalu berada dalam posisi 3 besar di dalam hasil jajak pendapat lembaga survei terkait kandidat bakal Cawapres 2024.

Dalam survei LSI pada pada 31 Maret sampai 4 April 2023, Erick menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 13 persen.

Sementara di atas Erick terdapat sosok Sandiaga Salahuddin Uno dengan elektabilitas 18,9 persen, dan Ridwan Kamil di puncak dengan 19,6 persen.

Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 8-13 April 2023 juga menunjukkan elektabilitas Erick Thohir sebagai kandidat bakal Cawapres berada di posisi 3 besar dengan 11,8 persen.

Menurut survei Indikator, elektabilitas Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres juga berada di posisi puncak dengan 19,7 persen.

Di bawahnya terdapat Sandiaga Uno dengan elektabilitas mencapai 18,4 persen.

Kemungkinan proses perundingan di antara para partai anggota KKIR bakal alot buat menentukan sosok bakal Cawapres. 

Baca juga: Zulkifli Hasan Deklarasi Koalisi Dukung Capres Prabowo, PAN Tarakan Siap Laksanakan Perintah Partai

Sebab selain Gerindra, semua partai memiliki posisi tawar tersendiri. Contohnya PKB.

Mereka yang pertama kali menggagas koalisi itu dengan Gerindra dan bahkan sudah mendirikan sekretariat pemenangan bersama.

Akan tetapi, jika dilihat dari persentase masing-masing perolehan suara parpol anggota KKIR dalam Pemilu 2019 silam, maka PKB yang mendulang 9,69 persen suara kalah dari Golkar.

Partai Golkar menjadi partai dengan persentase suara terbesar kedua di KKIR.

Dalam Pemilu 2019 partai berlambang pohon beringin itu mendapatkan 12,31 persen suara. Selain itu, Golkar juga bisa mengajukan sosok kadernya yakni Ridwan Kamil dan Airlangga Hartarto sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo.

Akan tetapi, elektabilitas Airlangga dalam beberapa hasil survei berada di luar posisi 10 besar.

Sedangkan PAN memiliki persentase suara paling kecil di KKIR, yakni 6,24 persen suara.

Akan tetapi, mereka mempunyai kandidat yang diunggulkan yakni Erick Thohir buat disodorkan kepada Prabowo buat dipilih menjadi bakal Cawapres.

Baca juga: Dilema Prabowo, Pilih Erick Thohir Terancam Ditinggal Cak Imin, Jazilul: Lu Ga Jelas Gua Lepas

Apalagi elektabilitas Erick Thohir juga selalu berada pada posisi 3 besar kandidat bakal Cawapres.

Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, penentuan sosok bakal Cawapres Prabowo memang bakal menjadi hal yang mesti dipecahkan oleh seluruh anggota KKIR.

"Tantangan saat ini bagi koalisi partai-partai politik pengusung Prabowo Subianto adalah mencapai titik temu konsensus siapa figur bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto," kata Bawono dalam keterangannya.

Bawono menilai wajar jika partai-partai pengusung Prabowo Subianto berhadap kader terbaik mereka atau figur memiliki kedekatan politik dengan mereka dapat digandeng menjadi pendamping bakal Cawapres. (uws/faw/kps)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved