Politik Uang di Kaltara

Cerita Pengalaman Warga Tarakan Terima Uang dari Caleg saat Pemilu, Beber Alasan Realistis

Simak pengalaman warga Tarakan menerima politik uang atau money politic saat Pemilu, beber alasan realistis terima uang dari caleg.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com
ILUSTRASI - Simak pengalaman warga Tarakan menerima politik uang atau money politic saat Pemilu, beber alasan realistis terima uang dari caleg. (TribunKaltara.com) 

Menurut pengakuannya, Naira pernah menerima uang pemberian caleg sebesar Rp 300 ribu. Ada juga dari caleg lain Rp150 ribu dan ada juga yang diterima Rp100 ribu.

"Kalau sekarang memang belum ada. Yang uang Rp300 ribu itu dari Pemilu sebelum-sebelumnya. Kalau sekarang ada saja datang tapi masih didata-data saja, tapi dijanjikan dikasih uang," bebernya.

Sebenarnya, Naira tak menyetujui praktik politik uang, namun realitanya sulit menolak pemberian uang saat Pemilu.

"Diambil karena sayang kalau ditolak, lumayan pakai ke salon. Biasanya data didaftar dulu, baru nanti dibagikan uangnya. Diminta KTP sama KK, alasannya ya karena mau didata. Yang datang timnya," ungkap Naira.

Sementara itu, warga lainnya, Erva justru tegas menyatakan tidak setuju money politic.

Ia menegaskan tidak pernah menerima pemberian amplop berisi uang setiap Pemilu.

"Karena suara pemilih tidak bisa dibeli dan satu suara menentukan kebijakan 5 tahun ke depan. Yang jelas saya tidak pernah menerima," ucapnya.

Belum lama ini, Warga Kecamatan Tarakan Timur, Inar mengakui sempat didatangi tim sukses caleg untuk didata. Termasuk juga diminta KTP.

Namun belum ada transaksi uang saat itu, dengan alasan akan dihubungi lagi oleh timses.

"Belum tahu alasan kenapa diminta fotokopi KTP. Yang jelas katanya nanti dihubungi lagi, nanti ada itu. Ya kami terima-terima saja," ungkapnya.

Pada Pemilu sebelumnya, warga juga pernah menerima praktik politik uang dalam bentuk sepaket.

Warga diberikan imbalan lebih besar apabila memilih caleg DPRD Provinsi dan DPRD Kota yang sesuai dengan arahan tim.

"Saya lupa nominalnya yang jelas lumayan banyak kemarin. Mau tidak mau dicoblos, karena amanah, uang orang, lagi butuh-butuhnya uang saat itu,

jangankah uang, sembako saja kita terima karena memang masa sulitnya waktu itu," ungkap seorang warga.

Baca juga: Sebut Money Politics jadi Pintu Masuk Pejabat untuk Korupsi, Sekkab Nunukan: Perangi Politik Uang

Pemberi dan Penerima Bisa Dijerat Pidana

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved