Politik Uang di Kaltara
Cerita Pengalaman Warga Tarakan Terima Uang dari Caleg saat Pemilu, Beber Alasan Realistis
Simak pengalaman warga Tarakan menerima politik uang atau money politic saat Pemilu, beber alasan realistis terima uang dari caleg.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Fenomena money politic dalam kontestasi pemilihan umum baik pilkada meliputi pilgub, pilwali dan pilbup, pilpres, serta pileg selalu muncul terlebih di masa-masa kampanye.
Sejumlah masyarakat turut memberikan cerita pengalaman menerima amplop berisi sejumlah uang dari tim pemenangan.
Ini berdasarkan survei kecil yang menyasar perwakilan warga Tarakan dari masing-masing kecamatan. Pertanyaannya pun berupa seputar apakah pernah menerima pemberian uang atau money politic? setujukah dengan politik uang? bagaimana pelaku memberikan? dijawab tuntas oleh sejumlah warga yang diwawancarai secara terpisah kepada TribunKaltara.com.
Sebut saja Syafa (nama samaran), warga yang berdomisili di Kecamatan Tarakan Timur ini setuju dengan money politic asalkan uang yang digunakan berasal dari pribadi peserta pemilu.
Ia mendefinisikan, alasan setuju karena realistis ketika nanti terpilih, belum tentu yang bersangkutan (caleg) misalnya, akan mengingat saat sudah terpilih duduk di kursi legislatif maupun eksekutif.
Baca juga: Warga Nunukan Akui Terima Amplop Berisi Rp600 Ribu sampai Rp 1 Juta Jelang Pemilu 2024
Syafa sendiri mengaku pernah menerima uang pemberian dari caleg pada pengalaman pemilu sebelumnya.
"Saya terima Rp200 ribu. Saya berpikir terima, karena si caleg ini terpilih belum tentu juga dia akan melihat kita, atau belum tentu kita bisa merasakan perubahan yang dia lakukan untuk daerah kita," katanya.
Mulanya, Syafa didatangi langsung oleh tim dari caleg sebelum hari pencoblosan.
“Kalau partainya saya tidak bisa sebutkan, yang jelas kalau orang-orangnya masih saya ingat," ujarnya.
Warga dari Kecamatan Tarakan Barat, sebut saja Reno (nama minta disamarkan), mengaku sengaja menerima amplop politik uang karena alasan kebutuhan.
"Semua calon sama saja jika terpilih. Jadi lebih baik uang ambil di depan daripada dilupakan setelah dia terpilih. Tentu saja money politic saya setuju asalkan besarannya sesuai," tegas Reno.
Ia menceritakan pengalamanya menerima amplop politik uang dari salah seorang calon anggota DPRD Provinsi Kaltara pada gelaran pemilu sebelumnya.
Reno ditawarkan Rp300 ribu dan harus memberikan fotocopy KTP sebagai bukti komitmen.
"Rp300 ribu untuk satu calon. Saya terima melalui tim sukses yang tersebar di tiap TPS (RT). Alasan diminta KTP untuk keperluan pendataan. Jadi waktu itu saya masih masuk Dapil Bunyu Kabupaten Bulungan, belum pindah ke Tarakan," ucapnya.
Baca juga: Mayoritas Perempuan Akui Terima Uang dari Caleg Pemilu 2019, Bawaslu Bulungan: Tolak Politik Uang!
Kesaksian selanjutnya dibeberkan Naira (bukan nama sebenarnya), warga Kecamatan Tarakan Utara.
politik uang
money politic
Pemilu
Bawaslu Tarakan
Tarakan
uang
amplop
caleg
KTP
Kaltara
TribunKaltara.com
Sebut Kliennya Masih Punya Hak Sebagai Caleg DPRD Nunukan, Ini Kata Penasihat Hukum Siti Rosita |
![]() |
---|
Seorang Caleg DPRD Nunukan Divonis Lebih Rendah dari Tuntutan JPU, Jaksa Bakal Banding? |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Terbukti Politik Uang, Seorang Caleg DPRD Nunukan Divonis 1 Bulan 15 Hari Penjara |
![]() |
---|
Akademisi Unmul Soroti Tuntutan JPU Kejari Nunukan di Kasus Politik Uang, Warkhatun: Terlalu Ringan |
![]() |
---|
Proses Penyidikan Caleg DPRD Nunukan Terlibat Praktik Money Politik Terus Bergulir di Kepolisian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.