Melipat Surat Suara Pemilu 2024 Jadi Pekerjaan Menggiurkan Warga Nunukan: Animo Masyarakat Tinggi

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kegiatan melipat surat suara Pemilu 2024 jadi pekerjaan baru yang menggiurkan warga Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Hal itu tampak dari antrean panjang warga Nunukan di depan Aula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

Mereka datang berbondong-bondong untuk ikut terlibat dalam melipat surat suara Pemilu 2024.

Saat ditemui di sela antrean panjang, seorang warga Kecamatan Nunukan, Rusdi mengaku dirinya datang bersama sang istri dan anaknya untuk terlibat dalam melipat surat suara Pemilu.

Baca juga: Akhir Pekan Ini, Arus Penumpang Speedboat Reguler Rute Nunukan-Tarakan Naik Perlahan

"Cukup bawa KTP saja. Per lembar surat suara itu diupah 300 rupiah. Lumayan kan. Apalagi kegiatan melipat surat suara di dalam ruangan ber AC," kata Rusdi kepada TribunKaltara.com, Sabtu (06/01/2024), sore.

Rusdi yang bekerja di sebuah perusahaan plat merah itu menuturkan, istrinya mampu melipat 1.000 surat suara Presiden dan Wakil Presiden, mulai siang hingga tadi malam.

"Mumpung ini weekend daripada di rumah saja. Lumayan lah ikut istri melipat surat suara. Hitung-hitung buat kebutuhan dapur dan uang jajan anak-anak cukuplah. Tapi uangnya nanti diberikan begitu selesai semuanya," ucapnya.

Momentum melipat surat suara Pemilu juga dimanfaatkan oleh Rina seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya mengikat rumput laut.

Ibu tiga anak itu menyampaikan dirinya meninggalkan aktivitas ma'betang (mengikat rumput laut) sementara waktu, untuk fokus melipat surat suara selama beberapa hari ke depan.

"Daripada ma'betang panas-panasan. Mending di ruangan ber AC. Tadi malam saya lipat 1.500 surat suara," ujarnya.

Tanggapan KPU Nunukan

Ketua KPU Nunukan, Rahman menyebut animo masyarakat Nunukan terbilang tinggi dalam kegiatan melipat surat suara Pemilu 2024.

Hari pertama melipat surat suara Presiden dan Wakil Presiden jumlah yang hadir sebanyak 60 orang. Kini hari kedua bertambah menjadi 100 orang.

"Awalnya kami prediksi bakal lama selesai kegiatan sortir dan melipat surat suara. Tapi begitu tahu animo masyarakat tinggi, kami targetkan selesai dalam 10 hari ke depan. Kemungkinan bertambah lagi nanti warga yang mau ikut melipat," tuturnya.

Dalam kegiatan melipat surat suara, KPU Nunukan melibatkan mahasiswa, eks relawan demokrasi, dan masyarakat.

Namun dengan syarat tidak buta warna, bisa membaca, dan bukan anggota atau simpatisan partai politik.

"Makanya kami minta KTP untuk dicek melalui aplikasi Sipol (sistem informasi partai politik). Jadi harus betul-betul steril," tambahnya.

Sementara itu, alasan KPU Nunukan melakukan kegiatan melipat surat suara di Aula KPPN Nunukan, lantaran lokasinya representatif ditambah memiliki ruangan yang nyaman untuk beraktivitas.

"Aula KPPN itu dekat gudang logistik kami bahkan dekat dengan Kantor Bawaslu. Kami sudah minta petugas keamanan dari Polres Nunukan. Ada Apar (alat pemadam api ringan) kami siapkan. Ruangan juga dilengkapi CCTV," ungkap Rahman.

Baca juga: Warga Nunukan Akui Terima Amplop Berisi Rp600 Ribu sampai Rp 1 Juta Jelang Pemilu 2024

Untuk memastikan ruangan tetap steril, warga yang terlibat melipat surat suara dilarang menggunakan jaket saat memasuki aula, membawa tas, handphone, kunci motor, makanan dan minuman, serta barang lainnya yang berpotensi merusak surat suara.

Upah yang diberikan kepada warga yang melipat surat suara bervariasi. Untuk surat suara Presiden dan Wakil Presiden 300 rupiah per lembar. Sedangkan untuk surat suara DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota masing-masing 400 rupiah per lembar.

"Tadi malam ada mahasiswa yang mampu melipat surat suara dalam rentang waktu 8 jam itu lebih dari 2.000. Jadi hampir Rp700 ribu," imbuh Rahman.

Penulis: Febrianus Felis