Berita Tarakan Terkini

Butuh 15 Tahun Wujudkan TPAS Juata Kerikil Tarakan, Mesin Pirolisis Solusi Atasi Sampah Plastik

Wali Kota Tarakan resmikan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Juata Kerikil, ternyata butuh waktu 15 tahun baru bisa terwujud.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Hariyanto, Kepala DLH Tarakan beber takap pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Juata Kerikil yang butuh waktu 15 tahun. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Bahan bakarnya sampah plastik, biaya operasionalnya, kalau di kompor itu ada bahan pemantik.

Pemantik ya menggunakan bensin atau solar sedikit.

Sisanya pakai plastik, semuanya ramah lingkungan," terangnya.

Sehingga yang terlihat di Banyumas, sampah yang ada di TPA Hake Babu bisa diolah.

Saat ini kapasitas TPAS Juata Kerikil yang baru, bisa bertahan sampai 10 tahun.

"Kalau normal. Dengan catatan, TPA itu bukan tempat pembuangan akhir tetapi tempat pemrosesan akhir," tegasnya.

Ia berharap dengan mesin pirolisis paling tidak yang terbuang di TPAS Juata Kerikil tidak bisa diolah lagi.

Besi, kaca. Mesin pirolisis itu berfungsi mengolah.

Bukan mesin pencacah lanjutnya.

"Pirolisis itu berbeda di TPA Hake Babu, karena dia ada pencacah, pemilah dan sortir.

Mengolah bahan plastik jadi bubur plastik.

Itu nanti dicetak manual bisa jadi paving blok, bisa jadi batu bata ringan secara massal," ujarnya.

Wali Kota Tarakan bersama rombongan saat meresmikan TPAS Juata Kerikil, Selasa (27/2/2024) sore kemarin. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Wali Kota Tarakan bersama rombongan saat meresmikan TPAS Juata Kerikil, Selasa (27/2/2024) sore kemarin. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH (TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH)

Berbicara pengembangan tahap selanjutanya setelah tahap satu pembangunan TPAS Juata Kerikil lanjutnya, tahun ini dilanjutkan kembali pembangunannya khusus fasilitas perkantoran, tempat pekerja, dan listrik. "Ini dibutuhkan untuk pengolahan IPAL dan timbangan digital. Sesuai kemampuan bertahap, anggarannya tahu persis ada di PU. Kalau bangunannya, di kami proses pengolahan. Kalau sekarang masih 6 hektare yang digunakan. Tapi luas keseluruhan 50 hektare. Masih luas," ujarnya.

Ia menambahkan di TPA Hake Babu belum ditutup karena menunggu jalan selesai dibangun.

"Karena kalau lewat jalan yang masuk Medco Pertamina tidak bisa maksimal, mungkin hanya beberapa kali," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved