Kaltara Memilih

ZIAP Absen di Uji Publik Menantang yang Matang, Hanya Dihadiri Pasangan YESS dan Sulton

Dua bakal paslon telah menghadiri Uji Publik “Menantang yang Matang” gelaran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kaltara sejak Sabtu (21/9/2024).

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Ainulyansyah Nurdin S, Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM) Provinsi Kaltara. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN – Dua bakal paslon telah menghadiri Uji Publik “ Menantang yang Matang ” gelaran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Provinsi Kaltara sejak Sabtu (21/9/2024).

Pasangan Yansen TP dan Suratno ( YESS ) mendapat jadwal di siang kemarin dan menyusul malam harinya, giliran pasangan Andi Sulaiman dan Adri Patton yang menyampaikan gagasan di malam harinya dengan dihadiri lima orang panelis dengan background akademisi dan pemerintahan.

Sementara itu, pasangan Zainal Arifin Paliwang - Ingkong Ala ( ZIAP ) absen dalam kegiatan Uji Publik tersebut. 

Dikatakan Ainulyansyah Nurdin S, Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadyah ( IMM ) Provinsi Kaltara, kegiatan uji publik berangkat dari adanya sebuah penelitian yang dilaksanakan internal berkaitan dengan partisipasi masyarakat terhadap politik dan tingkat money politik di masa Pilkada.

Baca juga: Bocoran Suasana Pertemuan Yansen TP dan Andi Sulaiman di Pelabuhan Tarakan Jelang Pilkada Kaltara

DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM) Provinsi Kaltara melaksanakan uji publik
DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM) Provinsi Kaltara melaksanakan uji publik "Menantang yang Matang" dua bakal Pasangan Calon Gubernur Kaltara. Di agenda siang kemarin, Sabtu (21/9/2024), Calon Gubernur Kaltara dan Calon Wakil Gubernur Kaltara, Yansen TP-Suratno  (YES) menjadi kandidat pertama yang menghadiri undangan uji publik  gelaran  IMM. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH (TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH)

“Jadi kami di IMM ada organ taktis, salah satunya bidang hikmah politik dan kebijakan public khusus mengikuti dan menyikapi persoalan sosial dan politik. Saat menyikapi pemilihan kepala daerah, kami di IMM tadi membuat penelitian bagaimana partisipasi masyarakat terhadap politik dan juga tingkat money politik yang terjadi di Kaltara,” jelas Ainul sapaan akrabnya.

Ia melanjutkan penelitan yang dilakukan pada pertengahan Juni 2024 sampai akhir Juli 2024 kemarin.

Hasil penelitian, di Kaltara didapatkan 57 persen masyarakat Kaltara tidak tahu kapan hari H pelaksanaan Pilkada.

Kemudian kedua, ada 73 persen masyarakat di Kaltara menganggap politik uang adalah hal biasa.

“Hal ini tentu menjadi persoalan untuk kita. Ketika masyarakat ditanya kenapa menerima uang, jawabannya sederhana karena tidak ada yang membedakan antara calon A, B. Sehingga mau tidak mau lebih baik memilih uang. Inilah yang mendasari IMM Kaltara bahwa harus ada gerakan dibuat, kalau dipikir seluruh penyelenggaran melaksanakan agenda ini lebih massif,” ungkapnya.

Karena ini bagian dari memberikan pendidikan politik dan juga persoalan yang menjadi dasar dari agenda tadi malam adalah fenomena politik yang terjadi hari ini.

Ia di IMM Kaltara menganggap bahwa budaya politik di Kaltara bukan lagi budaya demokrasi tapi budaya feodalisme.

“Dimana para calon hanya mengandalkan ketokohan. Dengan segala maaf, misalnya menyampaikan pilih orang kita, atau piluh putra daerah. Padahal semua yang bertanggung jawab maju sebagai calon adalah putra terbaik Kaltara. Maka tidak ada lagi yang punya hak lebih atau kurang sebagai putra terbaik di Kaltara,” jelasnya.

Jika dilihat lanjutnya, dampak dari yang terjadi seperti feodalisme, akan melahirkan pemimpin yang bukan karena kualitas tapi karena ketokohannya. 

“Sementara dari sisi ketokohan tidak menjamin kualitas dan bagaimana cara mengurusi persoalan di Kaltara. Sehingga uji public ini dilakukan untuk menjadi edukasi pendidikan politik masyarakat Kaltara bisa melihat bagaimana gagasan para paslon,” ujarnya.

Kemudian ia juga menjawab terkait satu paslon yakni pasangan ZIAP tak ikut hadir dalam kegiatan Uji Publik, bahwa pihaknya sudah berkomunikasi sejak 1 September 2024.

Kemudian komunikasi berupa mengajukan dan menyerahkan surat audiensi. Berjalannya waktu lanjut Ainul hanya ada dua paslon bersedia.

Sehingga  ada dua surat dimasukkan pertama surat permohonan audiensi dan surat undangan.

“Selain tanggal 1 September kemarin surat audiensi masuk, surat undangan untuk menghadiri kegiatan dikirimkan di tanggal 17 September 2024 ke semua bakal paslon, untuk hadir mengonfirmasi kepastian kesediaan. Terakhir tadi malam saya dihubungi pihak yang tak hadir, menyampaikan bahwa sampai tanggal 21-22 September paslon yang tidak hadir dipastikan tidak akan hadir,” ujarnya.

Baca juga: Uji Publik IMM Kaltara, Yansen TP Beber Harmonisasi: Libatkan Rakyat Pembangunan Pasti Berhasil

Pasangan Andi Sulaiman dan Prof.Adri Patton saat menyampaikan gagasan di momen Uji Publik IMM Kaltara. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Pasangan Andi Sulaiman dan Prof.Adri Patton saat menyampaikan gagasan di momen Uji Publik IMM Kaltara. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH (TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH)

Merespons ini, IMM Kaltara akan terus menunggu dan kapan pun siap jika diperkenankan ada jadwal khusus berdialog dan bertemu agenda serupa.

Tujuannya agar tiga bakal paslon bisa diketahui mana berkualitas dan memiliki kapasitas.

“Kami akan terus menunggu, kami membuka ruang. Karena agenda Menantang yang Matang ini bukan terakhir. Ini agenda awal bagi kami, komitmen kami akan membentuk perangkat lima kabupaten kota bagaimana selesaikan persoalan politik uang di Kaltara. Kami punya data survei yang dilakukan secara independen dan ada solusi. Jika ada kesempatan, kami akan gunakan merealisasikan solusi yang kami dapatkan melalui penelitian kami lakukan,” tukasnya. 

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved