Berita Tana Tidung Terkini
Usia 25 Tahun Sering Galau Soal Tujuan, Krisis Seperempat Abad Jadi Tantangan Hidup Generasi Muda
Generasi muda usia 25 tahun, terjadi fenomena krisis seperempat abad saat ini, hal ini dikarenaakan tekanan takut gagal terjebak di fase ini.
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Quarter Life Crisis atau krisis seperempat abad menjadi fenomena yang banyak dirasakan anak muda, terutama mereka yang berusia 25 tahun.
Perasaan bingung, takut gagal, hingga tekanan untuk mencapai standar hidup tertentu sering kali menghantui. Beberapa di antaranya merasa terjebak di fase ini tanpa tahu harus melangkah ke arah mana.
Salah satunya Rifka (25), yang mengaku mengalami quarter life crisis sejak lulus kuliah. Ia merasa sulit menentukan arah hidup dan sering kali membandingkan dirinya dengan orang lain.
"Kadang merasa ketinggalan. Teman-teman sudah punya pekerjaan tetap, ada yang menikah, punya bisnis, sementara saya masih mencari jalan," ungkap Rifka kepada TribunKaltara.com, Jumat (4/4/2025).
Baca juga: Data Dua Tahun Terakhir, Generasi Muda Rentan jadi Target Peredaran Narkoba di Malinau Kaltara
Menurutnya, tekanan terbesar berasal dari ekspektasi keluarga dan lingkungan sekitar yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuannya.
"Orang tua berharap saya cepat sukses, dapat kerja bagus, tapi kadang saya sendiri belum yakin dengan pilihan saya. Apalagi kalau lihat media sosial, rasanya orang lain hidupnya sudah lebih tertata," katanya.
Hal serupa juga dirasakan Adinda (25). Ia bekerja di sektor swasta dan mulai merasa jenuh dengan rutinitasnya.
"Dulu pas lulus kuliah, pikirannya cuma pengen kerja dan dapat gaji. Tapi sekarang malah overthinking, apakah saya benar-benar cocok di bidang ini atau harus mencari jalan lain?" ujarnya.
Adinda mengaku sering merasa cemas dengan masa depannya dan mempertanyakan keputusan yang diambilnya.
Baca juga: Generasi Muda Malinau Rentan Terpengaruh 2 Jenis Kejahatan, Edukasi Cegah Praktik Judol dan Narkoba
"Terkadang takut, apakah keputusan yang saya ambil sekarang akan benar untuk lima tahun ke depan? Kalau salah, apa saya masih punya waktu untuk mengulang?" tuturnya.
Namun, ia menyadari bahwa quarter life crisis adalah fase yang normal dialami oleh banyak orang seusianya.
"Saya coba untuk lebih santai, nggak terlalu membandingkan diri dengan orang lain. Fokus aja ke proses, karena setiap orang punya waktunya masing-masing," tambahnya.
Baik Rifka maupun Adinda sepakat bahwa dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting dalam menghadapi quarter life crisis.
"Punya teman atau keluarga yang bisa diajak bicara itu membantu banget. Kadang kita hanya butuh didengar tanpa harus dinasihati," pungkas Adinda.
(*)
Penulis : Rismayanti
Pekan Kebudayaan Daerah, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Ikut Main Gobak Sodor hingga Sumpit |
![]() |
---|
KPH Bentuk 17 Kelompok Masyarakat Peduli Api di Tana Tidung, Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan |
![]() |
---|
Harga Sayuran di Tana Tidung Masih Tetap Stabil Rp 5 Ribu Dua Ikat, Jarang Alami Kenaikan |
![]() |
---|
Disdikbud Tana Tidung Gagas Inovasi PENSIL untuk Tingkatkan Literasi Siswa Sekolah Dasar |
![]() |
---|
Curhat Pengrajin Rotan di Tana Tidung Kalimantan Utara, Ngaku Tahun Ini Masih Sepi Pesanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.